Beranda | Artikel
Berlebihan Dalam Mahar
Selasa, 31 Januari 2023

Bab I
HAK-HAK ANAK PEREMPUAN ATAS AYAHNYA

Pasal 15
Berlebihan dalam Mahar
Masalah berlebihan dalam mahar ini merupakan masalah yang paling besar yang sangat membebani remaja putera dan puteri kita. Sebab, seorang laki-laki sangat mendambakan seorang isteri, sementara seorang wanita sangat mendambakan seorang suami, tetapi mahalnya mahar menjadi penghalang yang besar bagi mereka.

Bahkan tidak jarang, wanita menjadi barang dagangan yang diperjualbelikan oleh para orang tua, sekehendak mereka. Oleh karena itu, wahai para orang tua, takutlah kepada Allah, apakah kalian rela anak gadis kalian menjadi seperti kambing yang diperjual-belikan? Bertakwalah kepada Allah, karena anak perempuan itu adalah amanah yang dibebankan kepada kalian, dan kalian akan dimintai pertanggungjawabannya kelak pada hari Kiamat.

Adapun Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah menyadari hal tersebut, memberikan bimbingan seraya memberikan nasihat. “Barangsiapa melakukan suatu kebaikan dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat kelak, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.”

Imam al-Bukhari rahimahullah telah membuat satu bab tersendiri di dalam kitab Shahiihnya: Bab at-Tazwiij ‘alaa al-Qur-aan wa bighairi Shadaaq.

Beliau berkata, ‘Ali bin ‘Abdillah memberitahu kami, ia berkata, Sufyan memberitahu kami, ia berkata, Aku pernah mendengar Abu Hazim berkata, Aku pernah mendengar Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi mengatakan, “Aku pernah berada di tengah-tengah suatu kaum yang ada bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang wanita berdiri dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menyerahkan diriku kepadamu. Karenanya, silahkan lihat diriku bagaimana pendapatmu.”

Tetapi beliau tidak memberikan jawaban apa-apa. Kemudian wanita itu berdiri dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menyerahkan diriku kepadamu. Karenanya, silahkan lihat diriku bagaimana pendapatmu.’

Tetapi beliau tidak juga memberi jawaban apa-apa. Selanjutnya, wanita itu berdiri seraya berkata ketiga kalinya, ‘Sesungguhnya aku telah menyerahkan diriku kepadamu. Karenanya, silahkan lihat diriku bagaimana pendapatmu.’

Lalu ada seorang laki-laki berdiri dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya.’
‘Apakah engkau memiliki sesuatu (mahar)?’ tanya beliau. Orang itu menjawab, ‘Tidak.’
Beliau berkata, ‘Kalau begitu, pergi dan carilah meski hanya cincin dari besi.’

Maka orang itupun pergi dan mencari. Selanjutnya dia datang lagi dan berkata, ‘Aku tidak mendapatkan apa-apa, tidak juga cincin dari besi.’
Lebih lanjut, beliau bertanya, ‘Apakah engkau memiliki hafalan dari al-Qur-an?’ Dia pun menjawab, ‘Aku hafal surat ini dan surat itu.’ Beliau bersabda:
‘Kalau begitu, pergilah, dan sesungguhnya aku akan menikahkanmu dengannya, dengan hafalan al-Qur-an yang ada padamu.’”

Dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, bahwasanya dia berkata:

سَأَلْتُ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، كَمْ كَانَ صَدَاقُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَتْ: كَانَ صَدَاقُهُ ِلأَزْوَاجِهِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أُوقِيَّةً وَنَشًّا. قَالَتْ: أَتَدْرِي مَا النَّشُّ؟ قَالَ، قُلْتُ: لاَ، قَالَتْ: نِصْفُ أُوقِيَّةٍ فَتِلْكَ خَمْسُ مِائَةِ دِرْهَمٍ فَهَذَا صَدَاقُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ِلأَزْوَاجِهِ.

Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah, isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Berapa mahar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ ‘Aisyah menjawab, “Mahar Rasulullah kepada isteri-isterinya adalah dua belas auqiyah dan satu nasysy.” “Tahukah kamu, apakah yang dimaksud nasysy itu?” tanya ‘Aisyah. “Tidak,” jawabku. ‘Aisyah berkata, “Yaitu, setengah auqiyah. Dan itulah lima ratus dirham[1].Ž Demikian itulah mahar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada isteri-isteri beliau.” [HR. Muslim].

Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, “Ketika ‘Ali menikahi Fathimah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Ali, ‘Berikan kepadanya sesuatu.’ ‘Aku tidak memiliki apa-apa,’ jawab ‘Ali. Beliau bertanya, ‘Di manakah baju besi hutamiyahmu?’” [HR. Abu Dawud dengan sanad shahih]

Dari Anas bin Malik bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat pada ‘Abdurrahman bin ‘Auf terdapat bekas berwarna kuning dari parfum, maka beliau pun bertanya, “Bekas apa ini?” Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menikahi seorang wa-nita dengan mahar emas seberat biji gandum.”Maka beliau berdo’a:

بَارَكَ اللَّهُ لَكَ، أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ.

Semoga Allah memberi berkah kepadamu,’ adakan walimah meski hanya dengan seekor kambing.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

[Disalin dari buku Al-Intishaar li Huquuqil Mu’minaat, Edisi Indonesia Dapatkan Hak-Hakmu Wahai Muslimah, Penulis Umu Salamah As-Salafiyyah, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, Penerjemah Abdul Ghoffar EM]
_______
Footnote
[1] Satu auqiyah adalah empat puluh dirham dan satu nasysy adalah dua puluh dirham. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi dua belas auqiyah plus satu nasysy berarti 12×40=480+20=500 dirham. Lihat an-Nihaayah.-pent


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/73162-berlebihan-dalam-mahar.html